Psikologi dalam Film - 27 Steps of May


27 steps of may adalah sebuah film karya Ravi Bharwani yang ia garap dibawah naungan rumah produksi Green Glow Pictures berkolaborasi dengan Go Studio. Film yang tayang perdana di Busan International Film Festival pada tahun 2018 ini tayang di bioskop pada bulan Juli 2019 lalu dan mendapat sambutan yang cukup beragam.

Film ini sendiri mengisahkan mengenai May, sesosok perempuan yang pada masa kecilnya mengalami pemerkosaan hingga Ia mengalami trauma hingga bertahun tahun. Sang ayah selama bertahun tahun juga berusaha untuk menyembuhkan May dari trauma yang Ia alami namun selalu gagal hingga akhirnya pada suatu hari, May bertemu dengan seorang pesulap yang tinggal tepat di sebelah rumah May melalui lubang di tembok kamar May yang dipicu oleh terjadinya kebakaran di dekat rumah mereka. Pesulap tersebut akhirnya berhasil membuka mata May untuk mengeksplorasi dunianya jauh lebih luas lagi. Dalam film ini, ada dua orang yang mengalami masalah pada kesehatan mentalnya, yaitu sang ayah dan May, sang anak.

Pada film ini, sang ayah yang diperankan oleh lukman sardi tidak bisa menerima bahwa anaknya mengalami kejadian tersebut dan selalu menyalahkan dirinya sendiri. Untuk meluapkan emosinya tersebut, sang ayah memilih untuk menjadi seorang petarung tinju dan menyalurkan seluruh kemarahannya di ring tinju. Hal itu terus terjadi sepanjang film dan cenderung semakin parah seiring berjalannya durasi film yang berpengaruh tidak hanya pada kesehatan mentalnya, namun juga terhadap kesehatan fisiknya karena semakin Ia tidak dapat mengkontrol emosinya, semakin ia mengalami luka fisik karena tidak dapat menjalankan strategi yang benar dalam tinju. Dibalik itu semua, Ia tetap berusaha untuk menjaga May dan merawatnya.

Untuk May sendiri, Ia mengalami trauma yang menyebabkan Ia terus mengurung diri di kamar dan tidak selangkah pun keluar dari kamar tersebut. Bahkan, setiap ia mengalami kontak fisik dengan orang lain, ia akan merasa takut dan cemas hingga ia menyayat pergelangan tangannya sendiri. Setiap ada seseorang yang berusaha melakukan kontak fisik dengan dia, Ia akan selalu menolak dan jika terjadi, hal tersebut akan memunculkan memori lama mengenai pemerkosaan yang Ia alami sehingga ia akan histeris dan berusaha untuk melupakan hal tersebut. Kelainan ini biasa dikenal dengan PTSD (Post Trautatic Stress Disorder) dimana penderita biasanya berusaha melupakan pengalaman traumatis di masa lalu yang jika ia ingat dapat memicu keresahan atau Anxiety.

Comments

Popular Posts