Dilema Kebenaran dalam Psikologi
Dalam dunia psikologi, kelainan mental adalah sebuah kondisi dimana seseorang mengalami gangguan kejiwaan seperti depresi, bipolar, DID, maupun gangguan lainnya. Mereka yang memiliki kelainan tersebut akan disarankan untuk melakukan kunjungan ke psikolog atau psikiater terdekat untuk mendapatkan pengobatan dan terapi sebagai usaha penyembuhan dari kelainan tersebut. Selama ini, acuan dari sebuah kepribadian dianggap sebagai kelainan adalah jika kepribadian yang dimiliki oleh seseorang tersebut dianggap berbeda dibandingkan dengan kebanyakan orang lain. Padahal, jumlah yang banyak bukan berarti sesuatu itu benar.
Contoh kelainan kepribadian yang pernah menjadi perdebatan adalah homoseksualitas. Sebelumnya, homoseksualitas dianggap sebagai penyimpangan pada kejiwaan seseorang karena mayoritas manusia di dunia ini memiliki orientasi seksual yang 'normal', yaitu laki kepada perempuan dan sebaliknya. Hal itu menjadi perdebatan karena dianggap merendahkan mereka yang memiliki orientasi seksual berbeda hingga akhirnya homoseksualitas tidak dianggap sebagai sebuah penyimpangan seksual. Namun di beberapa negara, homoseksualitas tetap dianggap sebagai kelainan karena tidak sesuai dengan norma yang berlaku di daerah tersebut. Bisa disimpulkan, 'normal' di suatu daerah bisa dianggap 'abnormal' di daerah yang lain.
tidak hanya tempat, bahkan, perbedaan waktu juga menjadi tolak ukur dalam sesuatu dianggap sebagai benar atau salah, gnagguan mental atau bukan. Contohnya pada tahun 1800-an di Inggris, seseorang dianggap dewasa jika ia sudah berumur 12 tahun. Dengan begitu, jika ada seorang berumur 20 tahun atau lebih yang menikahi anak berumur 12 tahun, akan dianggap biasa. Namun, jika hal tersebut terjadi saat ini, maka orang tersebut akan dianggap sebagai seorang yang memiliki gangguan kesehatan jiwa pedophilia karena berdasarkan undang undang saat ini, seseorang dianggap dewasa jika ia sudah berumur 18 tahun.
Hal itu membuktikan bawa dalam psikologi, tidak ada namanya kebenaran mutlak. Psikologi bukanlah ilmu eksakta seperti matematika atau fisika dimana jawaban yang benar hanya ada satu. Dalam psikologi, bisa dikatakan kebenaran bisa banyak jumlahnya, tergantung dari kondisi lingkungan sosial tempat peristiwa psikologis itu terjadi.
Comments
Post a Comment